Jumat, 22 Agustus 2014

Asal Usul Busana

      Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan makanan dan tempat tinggal. Hal inipun sudah dirasakan manusia sejak zaman dahulu dan berkembang  seiring  dengan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia. Dilihat  dari sejarah perkembangan kebudayaan manusia, dapat kita pelajari  hal-hal yang ada hubungannya dengan busana.
      Pada dasarnya busana yang berkembang dimasyarakat dewasa ini merupakan pengembangan dari bentuk dasar busana pada peradaban Barat. Namun busana baratpun hadir atas sumbangan yang tumbuh dari tiga akar budaya yaitu Yunani Kuno, Romawi dan Nasrani. Seiring dengan perkembangan zaman, busana mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan Ilmu , pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).
      Pada zaman prasejarah manusia belum mengenal busana seperti yang ada sekarang. Manusia hidup dengan cara berburu, bercocok tanam dan hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke  tempat lain dengan memanfaatkan apa yang mereka peroleh di alam  sekitarnya. Ketika mereka berburu binatang liar, mereka mendapatkan dua hal yang sangat penting dalam hidupnya yaitu  daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk menutupi tubuh. Pada  saat itu manusia baru berfikir untuk melindungi b adan dari pengaruh alam sekitarseperti gigitan serangga, pengaruh udara, cuaca atau iklim dan benda-benda lain yang berbahaya.
     Cara yang dilakukan manusia untuk melindungi tubuhnya pada saat itu berbeda-beda sesuai dengan alam sekitarnya.  Di daerah yang berhawa dingin, manusia menutup tubuhnya dengan kulit binatang, khususnya binatang- binatang buruan yang berbulu tebal seperti domba. Kulit binatang tersebut dibersihkan terlebih dahulu dari daging dan lemak yang menempel lalu dikeringkan. Hal ini biasanya dilakukan oleh kaum wanita. Begitu juga dengan daerah yang panas, mereka memanfaatkan kulit kayu yang direndam terlebih dahulu lalu dipukul -pukul dan dikeringkan. Ada juga yang menggunakan daundaun kering dan rerumputan. Selain itu ada yang  memakai rantai dari kerang atau biji-bijian yang disusun sedemikian rupadan untaian gigi dan taring binatang.  
       Untaian gigi dan taring binatang ini dipakai di bagian leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan padapanggul sebagai penutup bagian-bagian tertentu pada tubuh.Pemakaian untaian gigi, taring dan  tulang, selain berfungsi untuk penampilan dan keindahan juga berhubungan dengan kepercayaan atau tahayul. Menurut kepercayaan mereka, dengan memakai benda -benda tersebut dapat menunjukkan kekuatan a tau keberanian dalam melindungi diri dari roh -roh jahat dan agar  selalu  dihormati. Cara lain adalah dengan menoreh tubuh dan  wajah dan  diberi bahan pewarnayang lebih dikenal men  “tattoo”. Namun mentatto  menurut Roosmy M Sood dalam Dra. Arifah A Rianto, M.Pd  (2003:44) bahwa semua yang dilakukan oleh masyarakat primitif belum dapat dikatakan berbusana karena seni berbusana baru muncul setelah masyarakat mengenakan penutup tubuh dari kulit  binatang, kulit kayu atau bahan-bahan tenunan.
      Bersamaan dengan penemu an bahan busana baik dari kulit binatang maupun kulit kayu dan cara pemakaiannya maka lahirlah bentuk dasar busana. Bentuk dasar busana  yang terdapat  di Indonesia, yaitu kutang, pakaian bungkus, poncho, kaftan dan celana. Untuk lebih jelasnya, bentuk dasarbusana akan diuraikan satu persatu.
1.  Kutang
      Bentuk dasar kutang merupakan bentuk pakaian yang tertua, bahkan sebelum orang mengenal adanya kain lembaran yang berupa  tenunan, orang sudah mengenal bentuk pakaian ini.  Bentuk kutang  menyerupai silinder atau  pipa tabung yang berasal dari kulit kayu yang dipukul -pukul sedemikian rupa sehingga kulit tersebut terlepas  dari batangnya dan dipakai untuk menutupi tubuh dari bawah ketiak  sampai panjang yang diinginkan. Pada zaman dahulu penduduk asli  Amerika yaitu suku Indian sudah mengenal pohon kutang yang kulitnya dipakai sebagai penutup tubuh. Negeri asal kutang yaitu Asia, lalu dibawa ke Iran, Asia kecil,  Mesir dan Roma di Eropa. Di Asia dan Afrika bentuk pakaian ini  menjadi bentuk utama pakaian walaupun berbeda  ukuran panjang  dan bentuknya. Ada beberapa jenis pakaian kutang yang dikenal yaitu :
a. Tunik
     Tunik atau disebut juga tunika merupakan salah satu bentuk busana kutang yang dikenal pada zaman prasejarah. Pemakaiannya dari bawah buah dada sampai mata kaki yang  diberi dua buah tali / ban ke bahu. Bentuk pakaian ini sering  dipakai oleh wanita dan pria Mesir zaman purbakala. Pada  perkembangannya bentuk tunik dan cara pemakaiannya disesuaikan dengan tingkat dan golongan pemakai; seperti  tunik  talaris dipakai olehpara consul, tunik dengan ukuran pendek(sebatas lutut), longgar dan memakai lengan panjang hanya boleh dipakai oleh orang-orang istana. Tunik yang sederhana dengan hiasan kancing pada leher dan pinggang dipakai oleh golongan menengah pada abad ke 6 s.d k e 5 SM di  Bizentium. Abad ke 5 SM s.d abad ke 1 sesudah masehi di Roma  ada tunik permata. Perkembangannya sampai abad ke 5 sesudah masehi panjangnya sampai pertengahan betis. Dengan masuknya  agama islam di Aceh maka terbawa pulalah setelan celana dengan tunik yang datang dari Pakistan yang selanjutnya disebut dengan baju kurung.
b. Kandys
     Kandys merupakan busana yang berasal dari bentuk kutang yang dipakai oleh pria Hebren di Asia Kecil pada zaman  prasejarah. Busana ini longgar dengan lipit-lipit pada sisi sebelah kanan dan lengannya berbentuk sayap.
c. Kalasiris
     Kalasiris yaitu busana wanita Mesir zaman prasejarah. Kalasiris berbentuk dasar kutang, panjangnya sampai mata kaki, longgar dan lurus, adakalanya memakai ikat pinggang dan lengan setali. Kalasiris kadang-kadang dipakai bersama mantel dan cape yang berbentuk syaal sebagai tambahan.
2.  Pakaian bungkus
      Bentuk  pakaianbungkus merupakan  pakaian yang berbentuk segi empat panjang yang dipakai dengan cara dililitkan atau dibungkus ke badan mulai dari dada, atau dari pinggang sampai panjang yang diinginkan seperti celemek  panggul. Pakaian bungkus ini tidak dijahit, walaupun pada saat pakaian bungkus ini muncul jarum jahit sudah ada. Pemakaian pakaian bungkus ini dengan cara dililitkan ke tubuh seperti yang ada di India yang dinamakan sari, toga dan palla di Roma, chiton dan peplos di zaman Yunani kuno, kain panjang dan selendang di Indonesia.
      Pada perkembangannya, pakaian bungkus berbeda-beda dalam cara pemakaiannya untuk tiap daerah, sehingga muncul pakaian bungkus yang namanya berbeda-beda diantaranya :
a. Himation, yaitu bentuk busana bungkus yang biasa di pakai oleh ahli filosof atau orang terkemuka di Yunani Kuno. Himation ini panjangnya 12 atau 15 kaki yang terbuat dari bahan wol atau  lenan putih yang seluruh bidangnya d i sulam. Busana ini dapat  dipakai diatas chiton atau dengan mantel. Bentuk busana yang  hampir menyerupai himation ini yaitu  palliumyang biasa dipakai diatas toga oleh kaum pria di Roma pada abad kedua.
b. Chlamys,yaitu busana yang menyerupai  himation,yang berbentuk longgar. Biasanya dipakai oleh kaum pria Yunani Kuno.
c. Mantel/shawl , yaitu busana yang berbentuk se gi empat panjang yang dalam pemakaiannya disampirkan pada satu bahu atau kedua bahu. Pada bagian dada diberi peniti sehingga muncul  lipit-lipit dan pada kedua ujungnya diberi jumbai-jumbai.
d. Toga, me rupakan bentuk pakaian resmi yang dipakai sebagai tanda kehormatan dizaman republik dan kerajaan di Roma.  Ada beberapa jenis toga diantaranya yaitu, toga palla yaitu toga yang  dipakai saat berkabung dan toga trabea yang dibuat menyerupai  cape bayi.
e. Palla,yaitu busana wanita Roma dizaman republik dan kerajaan, dipakai di atas tunika atau stola.  Pemakaiannya hampir sama dengan shawl yang disemat dengan peniti. Warna palla  pada umumnya warna biru, hijau dan warna keemasan.
f. Paludamentum ,  sagum dan abolla, yaitu sejenis pakaian jas militer dizaman prasejarah.
g. Chiton,yaitu busana pria Yunani Kuno yang mirip dengan tunik di Asia.  Bahan chiton biasanya terbuat dari bahan wol, lenan  dan rami yang diberi sulaman dengan benang berwarna dan benang emas sebagai pengaruh tenunan Persia.
h. Peplos dan haenos, yaitu busana wanita Yunani Kuno yang  bentuk dasarnya sama dengan chiton, ada yang dibuat panjang  dan ada yang pendek. Pada bagian bahu ada lipit-lipit yang ditahan dengan peniti dan ada kalanya pada pinggang juga dibuat lipit-lipit sehingga terlihat seperti blus.  Peplos dari Athena  memakai ikat pinggang yang diikat di atas lipit-lipit di pinggang.
i. Cape atau cope, yaitu busana paling luar pada pakaian pri a di Byzantium yang berbentuk mantel yang diikat pada bahu atau leher dan diberi hiasan bros.
3. Poncho
     Ponchoterbuat dari kulit binatang, kulit pohon kayu dan  daun-daunan yang diberi lubang pada bagian tengahnya agar kepala bisa masuk, sedangkan bagian sisi dibiarkan tidak dijahit. Poncho yang dimaksud  disini  adalah suatu bentuk dasarpakaian  yang berasaldari penduduk asli Amerika, yaitu bangsa Mexico dan Peru- Indian , yang pada waktu sekarang sudah hampir hilang  di negeri asalnya.Bentuk aslinyadipergunakan sebagai penutup  badan bagian atas, terdiri dari selembar kain yang dilipat melebar  ditengah-tengahnya. Pada lipatan ini dicari tengah-tengahnya, dibuatkan lubang untuk lubang leher. Ciri khas bentuk dasar ini bahwa tengah muka tidak mempunyai belahan.
       Perkembangan bentuk poncho terlihat pada bentuk busana  yang dimasukkan dari kepala. Perkembangan celemek panggul terlihat pada bentuk busana yang dibungkus atau dililitkan ke badan mulai dari pinggang ke panggul. Berdasarkan bentuknya,  ponchodapat dibedakan :
a. Poncho bahu
     Ponchobahu yaitu ponchoyang menutup bahu dan badan  bagian atas. Panjang  ponchobahu ada yangsampai batas lutut dan ada yang sampai betis.  Poncho  bahu biasanya dipakai oleh suku Indian penduduk asli Amerika, Peru, Mexico dan Tiongkok. Disamping itu juga dipakai sebagai mantel oleh suku Teutonic, Trank dan Sexon.  Ponchobahu diberi lobang sehingga kepala bisa masuk.  Ponchobahu ada yang hanya menutupi bahu saja seperti  ponchobahu di Tiongkok, sementara poncho dari Mexico  dibuat dari bulu binatang yang panjangnya sampai lutut dan ada juga yang sampai betis.
b. Poncho panggul
     Poncho panggul ditemukan pada gambar seorang laki-laki  di istana raja zaman Yunani Kuno. Poncho panggul yaitu poncho  yang menutupi bagian panggul sampai panjang yang diinginkan  dan pada badan bagian atas terbuka. Poncho panggul ada yang hanya menutupi panggul saja dan ada juga yang dibuat sampai menutupi mata kaki. Perkembangan bentuk poncho terlihat pada bentuk busana  yang dimasukkan dari kepala.  Perkembangan celemek panggul  terlihat pada bentuk busana yang dibungkus atau dililitkan ke badan mulai dari pinggang ke panggul.
4. Celana
     Celana merupakan bagian busana yang berfungsi untuk menutupi tubuh bagian bawah, mulai dari pinggang, pinggul dan kedua  kaki.  Bentuk dasar celana dibuat dari bahan berbentuk  segi empat yang dilipat dua mengikuti panjang kain dan bagian  lipatan tersebut digunting dan dijahit pada kedua sisinya. Untuk  lobang kaki sampai paha dibuat guntingan pada bagian tengahnya yang kemudian dijahit, sehingga ada lobang untuk  kaki. Pada bagian pinggang dibuat lajur untuk memasukkan tali sebagai penahan celana pada pinggang. Celana seperti ini masih  banyak ditemui dan dipakai oleh wanita di Aceh.
      Bentuk ini muncul untuk melengkapi pakaian kaftan yang biasanya dibuat menutupi seluruh tubuh, sehingga timbul ide untuk  memisahkan busana bawah dan atas. Busana atas disebut tunik dan  bawah dikenal dengan rok. Dari rok inilah dirubah menjadi bentuk celana yang diberi lobang untuk memasukkan kaki.  Celana biasa  dipakai oleh wanita dan laki -laki seperti di Albania, Persia, Tiongkok, Tunisia, dan Arab Saudi.
        Bentuk celana bermacam- macam, ada yang longgar seperti  celana perempuan Turki dan ada yang sempit seperti c elana kuli di  Jepang. Pada abad ke 18 muncul celana yang panjangnya sampai  lutut yang dikenal dengan  culotte. Pada akhir abad ke 18 perkembangan bentuk celana dipengaruhi oleh budaya barat  sehingga muncul celana  pantaloons,  yaitu celana panjang yang sampaimata kaki.  Berdasarkan bentuk dasar busana  maka berkembanglah bentuk-bentuk busana yang kita kenal sekarang,  yang sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman.
5. Bentuk kaftan

      Bentuk kaftan merupakan perkembangan dari bentuk  dasar kutang atau tunika yang dipotong bagian tengah muka sehingga terdapat  belahan pada bagian depan pakaian. Orang-orang Babylonia telah lama menggunakanya sebagai  penutup badan bagian atas. Bentuk kaftan yang asli masih  dipakai oleh petani di Mesir. Di Indonesia dikenal dengan  nama kebaya, di Jepang dikenal dengan kimono dan di Negara-negara Timur Tengah dikenal dengan jubah. Busana  kaftan berbentuk baju panjang yang longgar, sisi lurus, berlengan panjang dan ada belahan pada tengah muka. Dengan kata lain bentuk kaftan memiliki ciri khas, mempunyai  belahan disepanjang tengah muka dan memakai lengan. Belahan ini ada kalanya disemat dengan peniti dan ada juga  yang dibiarkan lepas (tidak disemat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar